×
Polling Presiden

Polling Presiden

Siapa Calon Presiden Pilihan Anda di 2024?
Edisi Mei 2023

Lihat Hasil

Loading ... Loading ...

Di Tanwir Muhammadiyah, Jokowi Singgung Jan Ethes hingga PKI

Kategori: Joko Widodo

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memukul beduk sebagai tanda resmi membuka Tanwir Muhammadiyah, Jumat (15/2). Dalam kesempatan itu, Jokowi mengungkapkan ‘kedekatannya’ dengan Muhammadiyah.

Jokowi menyampaikan sejumlah pengalamannya ketika mengunjungi institusi-institusi Muhammadiyah baik di Jakarta, Yogyakarta, Jawa timur, Jawab Barat. Jokowi mengaku telah mengunjungi sekolah, pesantren, perguruan tinggi, hingga rumah sakit milik Muhammadiyah di sana.

“Supaya juga bapak ibu ketahui, Jan Ethes (cucu Jokowi), lahir di rumah sakit Muhammadiyah Solo, mungkin ada yg belum tahu,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, rakyat Indonesia sangat berterima kasih kepada Muhammadiyah yang berjuang untuk kemerdekaan negara. Capres petahana itu mengatakan Muhammadiyah telah hadir mengukuhkan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Rakyat Indonesia berterima kasih pada amal usaha Muhammadiyah,” kata Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi tak luput kembali menjawab soal PKI yang menurutnya seolah belum tuntas. Di Tanwir Muhammadiyah ini Jokowi menjawab semua tudingan tersebut.

“Saya mulai dulu dengan antek asing,” Jokowi memulai klarifikasinya.

Kata dia, sejak empat tahun lalu banyak disampaikan bahwa dirinya antek asing. Hal itu ia bantah dengan langkah pemerintah mengambil alih sejumlah aset dari pihak asing. Mulai dari blok Mahakam, Chevron hingga Freeport.

“Sangat tidak mudah mengambil alih seperti ini. Kalau mudah, sudah dari dulu diambil alih,” ujarnya.

Terkait isu PKI, seperti klarifikasi-klarifikasi sebelumnya, Jokowi menjelaskan ihwal tahun kelahirannya, 1961.

“PKI dibubarkan tahun 65-66. Umur saya masih 4 tahun. Kalau ada yang menuduh Presiden Jokowi itu PKI, berarti dulu ada PKI balita,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Jokowi juga menjawab soal tuduhan kriminalisasi yang dialamatkan kepadanya. Jokowi menegaskan, semua orang semuanya sama di hadapan hukum.

“Kalau ada gubernur, menteri, bupati, insinyur, dokter bermasalah di depan hukum, pasti aparat hukum akan menindaklanjuti. Yang namanya kriminalisasi kalau tidak bersalah di sel itu baru kriminalisasi,” ujarnya.

SUMBER : CNNINDONESIA

Andi G Prakoso