Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan pihaknya sudah menyiapkan skema pemulihan ekonomi yang akan diimplementasikan sebelum dan setelah pandemi covid-19 reda. Beberapa program telah digulirkan untuk memberikan perlindungan kepada pelaku usahanya.
“Pertama, pelaku UMKM miskin dan rentan masuk kategori penerima Bansos. Kedua, insentif pajak bagi UMKM dengan omzet kurang dari Rp4,8 miliar per tahun, tarif PPH final nol persen selama enam bulan periode April-September 2020,” kata Teten, melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 13 Mei 2020.
Kebijakan ketiga yakni relaksasi dan restrukturisasi kredit bagi koperasi dan UMKM. Penundaan angsuran dan subsidi bunga kredit diperluas untuk usaha mikro penerima bantuan usaha dari Pemda, termasuk KUR, UMi, PNM, Mekaar, serta LPDB KUMKM.
“Keempat, perluasan pembiayaan modal kerja. Ada 23 juta KUMKM yang belum terhubung dengan lembaga pembiayaan atau perbankan. Kelima, kementerian, BUMN, dan pemda sebagai penyangga produk KUMKM terutama bagi para pelaku KUMKM di bidang pertanian, perikanan, kuliner, dan industri rumah tangga,” ungkapnya.
Menurut Teten, pemulihan koperasi dan UMKM juga terus dilakukan melalui program pelatihan dan pendampingan yang bisa diakses secara digital. Berbagai ahli dan praktisi bisnis dihadirkan untuk memberikan inspirasi yang bisa dijadikan peluang para pelaku usaha.
“Ditambah dengan e-Learning melalui edukukm.id dan pelatihan melalui webinar oleh Smesco,” tuturnya.
Setelah pandemi mereda, lanjut Teten, pihaknya, menggulirkan program Kakak Asuh UMKM dan Konvoi Produk Nasional yang dijalankan oleh Smesco. Selain itu dilakukan pula perluasan pembiayaan modal kerja UMKM, khususnya bagi UMKM yang belum mendapat akses pembiayaan dari perbankan dan lembaga keuangan.
“Tak ketinggalan ada program penguatan modal kerja koperasi oleh LPDB KUMKM serta digitalisasi UMKM dan koperasi,” ucap Teten.
Terkait digitalisasi UMKM, Teten menyebutkan ada beberapa permasalahan yang ditemui. Di antaranya, UMKM yang tidak memiliki infrastruktur digital (modem internet dan ponsel pintar), kekurangan dana untuk mengakses internet dan membeli pulsa, serta tidak mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai dunia digital.
Oleh karena itu, Teten mengatakan, pihaknya akan memberikan dukungan akses internet dan akses ke platform digital. “Tujuannya, membantu UMKM offline untuk memiliki perangkat yang diperlukan untuk dapat mengakses dunia digital,” kata dia.
Langkah berikutnya adalah dengan memberikan literasi digital, dengan tujuan membekali UMKM dengan pengetahuan digital yang memadai untuk meningkatkan daya saing. “Dalam implementasinya, kita akan memberikan literasi digital kepada UMKM offline, disertai pendampingan dan pendaftaran ke platform digital,” pungkas Teten.
Teten memahami masyarakat di daerah masih terkendala dalam mengakses program yang lebih banyak dilakukan secara virtual. Dukungan akan diberikan seperti menyiapkan perangkat infrastruktur dan literasi digital agar daya saing produk bisa turut meningkat.
“Dalam implementasinya, kita akan memberikan literasi digital kepada UMKM offline, disertai pendampingan dan pendaftaran ke platform digital”, pungkasnya.